Rabu, 08 Juni 2011

Profesi Internal Auditor

Profesi Internal Audit Sekarang
Banyak peraturan baru dan trend baru pada saat ini yang menjadi titik perhatian bagi para internal auditor karena hal tersebut berpengaruh untuk saat ini dan memungkinkan berpengaruh juga pada masa yang akan datang. Seperti contoh adanya Sarbanes-Oxley Act yang memberikan dampak kepada implementasi kontrol internal perusahaan. Internal auditor harus peka terhadap perubahan yang terjadi di dalam lingkungan karena mungkin saja mengandung unsur yang dapat mengubah implementasi kontrol internal pada saat ini maupun saat yang akan datang.

Mengembangkan Isu dan Trend
Profesi internal auditor semakin diminati semenjak dikeluarkannya peraturan Sarbanes-Oxley Act yang menuntut pengimplementasian kontrol internal yang lebih baik. Hal tersebut jelas terlihat pada tahun 2004 dimana keanggotaan auditor yang professional mengalami peningkatan hampir 50% dari tahun 1999.
Isu-isu lain juga banyak mempengaruhi internal auditor seperti etika dan code of conduct sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Etika dan code of conduct dapat menjadi salah satu pendukung dalam kontrol internal dalam perusahaan tersebut. Tidak hanya itu saja, hal-hal berikut ini juga menjadi perhatian internal auditor saat ini:
a.    Penting dan Signifikannya SOA 404 Reviews
Peraturan ini berisi pentingnya melakukan review dan penilaian terhadap kontrol internal dalam perusahaan. Hal yang dapat dilakukan misalnya eksternal auditor dapat memeriksa kemudian dan membuktikan internal control reviews sebagai bagian dari audit independen terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut, namun hal tersebut mendapat batasan yakni waktu dan logistik dimana eksternal auditor tidak akan melihat setiap proses dalam bisnis entitas tersebut. Oleh karena itu pentingnya mendapat perhatian khusus bagi para auditor dalam menentukan batasan material atau tidaknya terhadap hasil test. Bukan hanya eksternal auditor yang berperan dalam hal ini, namun Internal auditor juga ikut berperan yaitu sebagai konstraktor kepada eksternal auditor terhadap statement reviews.
Diprediksikan bahwa nantinya internal auditor akan meningkatkan peran yang lebih besar dalam mendokumentasikan dan melakukan test terhadap kontrol internal guna memberikan kepastian kepada eksternal auditor kemudian.

b.         Program Whistelblower dan internal audit
Dalam peraturan ini, stakeholder yang menilai bahwa kontrol internal perusahaan tidak berjalan dengan baik (tidak beraturan), maka untuk mencegah “whistleblower”, internal auditor dapat meminta pihak  manajemen untuk memberi perhatian kepada hal yang disoroti tersebut. Oleh karena itu perlu adanya etika dan codes of conduct dan program etika lainya untuk menjaga kontrol internal tetap berjalan baik dan menghindari adanya “whistleblower”.
c.         PCAOB, Perusahaan Eksternal Audit dan Internal Audit
Peran PCAOB adalah membuat peraturan terkait akuntansi publik dalam industri. Awalnya PCAOB mengadopsi Statements on Auditing Standards (SAS) yang diterbitkan oleh AICPA’s Auditing Standards Board. Peraturan PCAOB memberikan dampak kepada eksternal auditor dan internal auditor. Internal auditor semakin dirasakan perlu keberadaanya karena internal audit merupakann faktor penting dalam mengontol struktur perusahaan. Dampak dari PCAOB dirasakan secara langsung kepada eksternal auditor namun tidak langsung memberi dampak kepada internal auditor, namun internal auditor harus tetap memperhatikan perkembangan terbaru terkait aturan ini karena internal auditor harus menyampaikan perkembangan isu ini kepada manajer senior dan para komite.
d.         Perubahan Sistem Informasi
Dengan adanya perkembangan teknologi, dapat membantu desain dan pengimplementasian kontrol internal yang lebih baik. Perkembangan teknologi ini juga harus direview oleh internal auditor, eksternal auditor dan juga manajemen dengan pendekatan dan teknik yang berbeda-beda. Internal audit seharusnya mengadopsi sistem informasi auditing dan prosedur audit yang lebih baik.
e.         Mengembangkan Standar Global
ISO menjadi isu yang penting bagi internal perusahaan. Dalam melakukan kegiatan operasinya, perusahaan harus mengikuti pedoman ISO, karena masyarakat dunia menginginkan kualitas produksi yang lebih baik. Kemudian permasalahan global seperti adanya standar baru yang berubah di dunia. Modern internal auditor harus peka terhadap perubahan tersebut dan memahaminya dengan baik.
f.          Keamanan dan Perhatian kepada Kerahasiaan
Dengan adanya internet maupun wireless mengijinkan semua orang untuk berkomunikasi satu dengan lainnya. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya pencurian informasi penting dan bersifat rahasia. Oleh karena itu, penting adanya keamanan dalam berkomunikasi guna menghindari adanya gangguan dari orang-orang yang tidak memiliki kewenangan dalam mengakses informasi tersebut.  Internal auditor harus peka dan mampu memahami isu ini dengan baik agar dapat menilai resiko dan trend yang ada.

Modern Internal Auditing
Internal auditing menjadi fungsi penting dalam organisasi saat ini dan beberapa isu mendorong meningkatnya minat individu untuk menjadi auditor yang professional. Internal auditor yang efektif harus mampu memiliki sistem informasi dan keterampilan yang baik sehingga lebih fleksibel dimana mampu mengadopsi isu-isu terkini dari lingkungan sekitar, mengamatinya lalu memilih mana yang signifikan mempengaruhi manajemen perusahaan mana yang tidak mempengaruhi.



Senin, 31 Januari 2011

Akuntansi Dasar


Jurnal Penyesuaian
  Semakin besar skala bisnis perusahaan, maka akan semakin sulit untuk menyajikan laporan keuangan yang tidak mengandung kesalahan saji. Dengan metode accrual, sangat perlu untuk memperhatikan tiap akun dalam laporan keuangan agar lebih akurat dan mencegah adanya overstated ataupun understated. Untuk itu perlu diadakan penyesuaian (adjusting process).

Pencatatan Ayat Jurnal Penyesuaian
 
Akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian adalah: 

1. Beban dibayar di muka

Awal pencatatan sebagai harta nanti jadi beban
Contoh dari akun beban dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi dibayar di muka, iklan dibayar di muka, bunga dibayar di muka, dll.
Pencatatan beban dibayar di muka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- dicatat sebagai harta à  jurnal penyesuaian untuk yang sudah dijalani saja
- dicatat sebagai bebanà jurnal penyesuaian untuk masa yang belum dijalani

Ilustrasi pencatatan:

Pada tanggal 1 juli 2010 perusahaan membayar sewa gedung untuk masa dua tahun sebesar Rp10.000.000,00.

Jika dicatat sebagai harta, maka ayat jurnal pada tanggal 1 juli 2010 adalah:
            Sewa dibayar di muka Rp 10.000.000 (D)
                                    Kas                  Rp 10.000.000 (K)

Misalnya akhir periode akuntansi ditetapkan tanggal 31 Desember 2010, sehingga bagian dari sewa kantor yang telah menjadi beban sampai dengan akhir periode akuntansi adalah 5 bulan (1 juli 2010 - 31 Desember 2010) dengan nilai sebesar Rp2.500.000,00 (6/24 x Rp10.000.000,00).

Jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2010 adalah:

            Beban Sewa Rp 2.500.000 (D)
                                    Sewa di bayar dimuka            Rp 2.500.000 (K)

Jika dicatat sebagai beban, maka ayat jurnal pada tanggal 1 juli 2010 adalah:
            Beban sewa    Rp 10.000.000 (D)
                                    Kas                  Rp 10.000.000 (K)
Misalnya akhir periode akuntansi ditetapkan tanggal 31 Desember 2010, sehingga bagian dari sewa kantor yang belum menjadi beban sampai dengan akhir periode akuntansi adalah 17 bulan (1 Januari 2011 - 31 Juni 2012) dengan nilai sebesar Rp6.666.667 (16/24 x Rp12.000.000,00).

Jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2010 adalah:
            Sewa dibayar dimuka Rp 6.666.667
                        Beban sewa                             Rp 6.666.667

2. Pendapatan diterima di muka

Perusahaan sudah menerima pembayaran akan jasanya, namun dia belum menyelesaikannya. Jadi di awal dicatat sebagai utang lalu jadi pendapatan

Contoh dari akun pendapatan diterima di muka adalah sewa diterima di muka, bunga diterima di muka, asuransi diterima di muka, dan sebagainya.

Pencatatan pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- dicatat sebagai utang (kewajiban) à Jurnal penyesuaian untuk yang sudah diakui pendapatan
- dicatat sebagai pendapatanà jurnal penyesuaian untuk yang belum diakui pendapatan

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 1 Agustus 2008 diterima sewa toko untuk masa dua tahun sebesar Rp12.000.000,00.

Jika dicatat sebagai utang (kewajiban), ayat jurnal pada tanggal 1 Agustus 2008 adalah:
            Kas   Rp 12.000.000
                        Sewa diterima dimuka  Rp 12.000.000



Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, bagian dari sewa yang telah menjadi pendapatan adalah 5 bulan (1 Agustus 2008 - 31 Desember 2008) sebesar Rp2.500.000,00 (5/24 x Rp12.000.000,00), ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
            Sewa diterima di muka Rp 2.500.000
                                    Pendapatan Sewa Rp 2.500.000


Jika dicatat sebagai pendapatan, ayat jurnal pada tanggal 1 Agustus 2008 adalah:
            Kas  Rp 12.000.000
                        Pendapatan sewa Rp 12.000.000


Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, bagian dari sewa yang belum menjadi pendapatan adalah 19 bulan (1 Januari 2009 - 31 Juli 2010) dengan nilai sebesar Rp9.500.000,00 (19/24 x Rp12.000.000,00), ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
            Pendapatan sewa Rp 9.500.000
                        Sewa diterima di muka Rp 9.500.000


3. Piutang pendapatan / Pendapatan yang masih harus diterima

Piutang pendapatan / Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sudah menjadi hak dilihat dari segi waktu tetapi belum dicatat atau diterima pembayarannya.

Contoh akun pendapatan yang masih harus diterima adalah bunga yang masih harus diterima (piutang bunga), sewa yang masih harus diterima (piutang sewa), dan sebagainya.


Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 1 November 2008 didepositokan uang ke bank sebesar Rp100.000.000,00 untuk tiga bulan dengan bunga 6% per tahun. Bunga deposito diterima secara bulanan setiap tanggal 1 bulan berikutnya. (6% dibuat perbulan jadi 0,5%/bulan).

Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, pendapatan bunga untuk bulan Desember 2008 sebesar Rp500.000,00 (=Rp100.000.000,00 x 0,5%) yang akan diterima tanggal 1 Januari 2009 harus dicatat sebagai pendapatan pada periode akuntansi tahun 2008, ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
            Piutang bunga 500.000
                        Pendapatan Bunga  500.000


4. Utang beban / Beban yang masih harus dibayar

Utang beban / Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang sudah menjadi kewajiban dilihat dari segi waktu tetapi belum dicatat atau dilakukan pembayarannya.

Contoh akun beban yang masih harus dibayar adalah gaji yang masih harus dibayar, bunga yang masih harus dibayar, dan sebagainya.

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 1 Maret 2008 perusahaan meminjam uang ke Bank sebesar Rp20.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun. Bunga dibayar di belakang setiap tanggal 1 September dan 1 Maret.

Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, maka beban bunga yang dibebankan untuk periode akuntansi yang bersangkutan adalah selama empat bulan (1 September 2008 - 31 Desember 2008) sebesar Rp 666.667,00 (=Rp20.000.000,00 x 4/12 x 10%), ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
            Beban bunga   Rp 666.667
                        Utang bunga Rp 666.667


5. Penyusutan aktiva tetap

Penyusutan (penurunan nilai aktiva berdasarkan umur ekonomisnya) dapat dilakukan dengan berbagai metode, dapat menggunakan garis lurus, double declining,dll.
Contoh akun aktiva tetap adalah peralatan kantor, peralatan toko, kendaraan, mesin, gedung, tanah, dan sebagainya.

Ilustrasi pencatatan:

Ada peralatan dibeli tahun 2008 sebesar Rp 480.000.000, disusutkan selama 2 tahun. Dengan straight line method, maka didapat penyusutan tiap tahun Rp 40.000.000.
Ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
            Beban penyusutan gedung Rp 40.000.000
                        Akumulasi penyusutan Rp 40.000.000



6. Pemakaian perlengkapan

Perlengkapan yang sudah terpakai vs masih tersisa. (dua metode berbeda)

Contoh akun perlengkapan adalah perlengkapan toko, perlengkapan kantor, dan sebagianya.



Pencatatan pemakaian perlengkapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. sebagai harta (aktiva) à jurnal penyesuaian untuk yang sudah terpakai
b. sebagai beban à jurnal penyesuaian untuk yang masih tersisa

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 15 Mei 2008 dibeli perlengkapan kantor seharga Rp2.500.000,00 secara tunai. Pada akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2008, perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp750.000,00.

Jika dicatat sebagai harta (aktiva), ayat jurnal pada tanggal 15 Mei 2008 adalah:
            Perlengkapan kantor Rp 2.500.000
                        Kas      Rp 2.500.000



Bagian perlengkapan yang sudah terpakai sebesar Rp1.750.000,00 (=Rp2.500.000,00 - Rp750.000,00) ditetapkan menjadi beban, ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
            Beban perlengkapan kantor Rp 1.750.000
                        Perlengkapan Kantor Rp 1.750.000
Jika dicatat sebagai beban, ayat jurnal pada tanggal 15 Mei 2008 adalah:
            Beban perlengkapan kantor Rp 2.500.000
                        Kas  Rp 2.500.000

Bagian perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp750.000,00 belum menjadi beban, ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:
            Perlengkapan Kantor Rp 750.000
                        Beban perlengkapan kantor Rp 750.000